Rabu, 29 Mei 2013

Arsitektur Post Modern



Arsitektur Post Modern
Arsitektur Post Modern adalah penerus dari arsitektur modern, dimana rancangannya yang terkesan kaku mulai diganti dengan desain-desain yang lebih dinamis. Aliran-aliran arsitektur jenis ini disebut dengan Arsitektur Purna Modern.         
Arsitektur Purna Modern atau Post Modern memiliki definisi sebagai arsitektur yang masih peduli dengan para pendahulunya yang akhirnya dijadikan sebagai sokoguru dalam mengambil bentuk dan yang kemudian diolah.
Dalam arsitektur Post Modern, peran seni dan ilmu menjadi satu. Arsitektur Modern sebagai ilmu dan arsitektur pra-modern sebagai sumber seninya. Dari sini arsitektur Purna Modern muncul sebagai penarik unsur, sehingga dapat menggabungkan ciri-ciri yang dimiliki arsitektur-arsitektur sebelumnya.
Bangunan Post Modern sendiri muncul ditandai dengan dekorasi, ornamen-ornamen dan elemen-elemen kuno, tetapi dengan melakukan transformasi dengan elemen-elemen yang kuno. Dengan adanya warna dan tekstur menjadikan elemen arsitektur tersebut penting untuk diproses dengan bentuk dan ruang.
Description: Mario Botta
Mario Botta 
Mario Botta adalah seorang arsitek ternama kelahiran Kota Mendrizio, Switzerland 1 April 1943. Sang Maestro menempuh studi di Luav University of Venice, Italia dan memperdalam bidang yang sama di Kota Milan (Italia).
Bagi publik pemerhati bidang arsitektur di Indonesia nama Mario Botta mungkin terdengar agak sayup jika dibandingkan nama-nama seperti Charles Jencks atau Le Corbusier. Tetapi kiprah Mario Botta dalam perkembangan Arsitektur Modern dan Post Modern sungguh luar biasa dengan berbagai karyanya yang dapat dilihat hingga saat ini.
Kurangnya informasi dan publikasi tentang salah satu “murid” Le Corbusier yang karya nya tersebar di seluruh dunia mungkin salah satu penyebab kurang dikenalnya Mario Botta sebagai salah satu maestro Arsitektur Modern dan Post Modern di tanah air. Namun di manca negara nama besar Mario Botta dapat dikatakan sejajar dengan Le Corbusier.
Pernah dalam satu kesempatan berharga, ketika Mario Botta datang berkunjung ke Indonesia atas undangan organisasi Ikatan Arsitek Indonesia beberapa tahun lalu, penulis berkesempatan bertemu sang maestro dan menanyakan secara langsung tentang apa dan bagaimana Arsitektur Modern dan Post Modern dari sudut pandang seorang Mario Botta.
Banyak paparan Mario Botta terkait dengan perkembangan Arsitektur Modern dan Post Modern, salah satu yang sangat mudah diingat adalah seorang arsitek harus selalu melakukan inovasi dan dan pemahaman serta penguasaan tentang bahan material, sehingga dalam berkarya seorang arsitek dapat leluasa menentukan desain dengan tidak melupakan pakem-pakem yang berlaku secara umum dalam teori Arsitektur Modern.
Botta Style
Dapat disimpulkan style Mario Botta dalam merencana dan merancang suatu proyek yaitu tidak ada patokan yang kaku, tergantung dari kerumitan proyek, memahami intisari proyek, pelajari dan analisa kondisi site dengan aspek historis, geografis, pencahayaan, perkotaan, dan fungsi jangan terlalu mengikat bentuk.
Makna kompleksitas dalam simplisitas karya-karya Mario Botta adalah suatu karya yang sederhana mudah dipahami oleh orang awam. Bentuk akhir yang sederhana hanya dapat dicapai melalui suatu proses desain yang sangat kompleks. Denah Museum of Modern Art di San Fransisco pernah dibuat hingga ribuan alternative denah.
Mario Botta memiliki personal style, sebagaimana seseorang punya gaya bahasa tertentu dan tidak berencana untuk mengubah personal style-nya, dan ia tidak dapat membayangkan apabila hal itu ditiru oleh banyak orang sehingga menjadi pasaran. Pandangan Mario Botta terhadap Post Modernisme adalah gaya arsitektur yang memadukan sejarah dan style layaknya mentransformasikan sejarah dalam karikatur.
So, apakah ada diantara kita ingin menjadi arsitek pengusung gaya post modern di Indonesia ?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar